Saudara-saudara, apakah Anda pernah dihina oleh orang
lain? terutama di depan orang banyak? atau sengaja dicari kesalahan dengan
tujuan untuk memojokkan kita? Benci, kesal, marah, ingin balas dendam? semua
itu pasti dipenuhi oleh pikiran kita, dan sebagainya. Macam-macam pikiran
muncul, dan keinginan kita untuk menghancurkan orang itu pun meluap-luap
seakan-akan ingin memakan orang itu.
Tetapi, apakah Anda semua tahu, kemarahan yang kita
miliki itu dapat menjadi senjata bagi diri sendiri, karena yang tengah dilakukan
adalah membakar diri kita sendiri dengan kemarahan itu. Dan orang yang kita
benci pun belum tentu mengetahui hal ini. Bisa saja di kala kita sedang
membencinya dia tengah sedang memanjakan dan menghibur dirinya sendiri,
sedangkan yang Anda rasakan adalah stres.
Memang pastinya dihina itu membuat kuping kita panas,
akan tetapi saudara-saudara, ketika seseorang menghina kita, sebenarnya KITA TIDAKLAH RENDAH, KARENA KITA TIDAK
BERBUAT RENDAH. Sebaliknya, jika Anda membalas HINAAN itu dengan HINAAN juga,
berarti Anda tengah MERENDAHKAN DIRI
ANDA di depan orang itu. Kalaupun Anda sedang dihina di depan orang, tidak
perlu takut dan gusar, tidak usah mengambil respon apa pun juga,
karena orang sendiri TAHU dan DAPAT MENILAI mana yang MULIA dan mana yang TERCELA.
Kita harus memiliki perenungan seperti ini "Memang
begitulah dunia ini, mereka yang diam dicela, mereka yang banyak omong dicela,
mereka yang banyak bicara juga dicela. Tidak ada satu orang pun dicela di dunia
ini". Jika kita mempunyai pengetahuan seperti ini, biarkan saja ia mencela
sesuka hati, yang paling penting adalah bagaimana kita menghadapi celaan itu.
Karena sesungguhnya celaan itu tengah mengetes mental kita, apakah kita
termasuk orang yang MULIA atau TERCELA dengan membalas hinaan
tersebut.
Nah, tapi pastinya kita bertanya,
bagaimana caranya saya tetap sabar walaupun mereka menghina, dan memojokkan
saya?
Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah "TIDAK PERLU
MENGAMBIL RESPON APAPUN, DIAM SAJA." Memang hati merasa panas, tetapi
renungkanlah "biarkan, biarkan saja, karena aku tidak berbuat, lantas
UNTUK APA aku harus merasa terhina?" bilanglah dalam hati
"sabar-sabar, memang mental mereka seperti itu."
Teman-teman tahukah Anda, sebenarnya yang menghina Anda adalah
yang paling TERHINA, karena ia tengah MENGHINAKAN dirinya sendiri. Dan tahukah Anda,
ketika sedang DIHINA sebenarnya kualitas mental yang Anda miliki jauh di atas
mereka, karena mereka tidak dapat menggapai sesuai kualitas Anda.
Suatu hari, ketika saya sedang berjalan dengan teman,
saya menemukan 2 orang teman saya, dengar-dengar orang ini mau beli stick PS,
saya salah mendengar, dan saya kira "steak", kemudian dia kesal dan langsung mengatakan
kata kasar. Wah, tentunya reaksi yang terjadi di dalam hati pasti adalah kesal, dan ingin membalas orang itu dengan
kata-kata yang kasar juga. Tapi setelah dipikir-pikir dan direungkan, "ya
sudahlah, orangnya memang begitu, lantas UNTUK
APA dibalas? harapannya semoga saja dia lebih bahagia."
Saudara-saudara, tahukah Anda? kadang sewaktu kita
diejek, ada rasa pertahanan dari dalam diri kita, seolah seperti dinding
proteksi tebal yang kuat. Mengapa? karena kita, setiap manusia mempunyai EGO dari dalam diri yang menuntut kita
untuk selalu mau lebih tinggi dari orang lain, kalau bisa berada di atas angin.
Ketika santai, saya menyadari ada suara-suara seperti "lho, AKU kan lebih tinggi dari orang lain,
tidak pantas jika AKU dihina, karena
pastinya banyak orang yang membutuhkanku! kamu kira kamu siapa berani mengejek diriku yang tinggi ini?"
Dan, apa yang terjadi? semakin tinggilah kesombongan
kita. Rupanya sering sekali ketika kita diejek, yang bekerja adalah EGO kita, karena kita memiliki mindset
dari EGO kita, sehingga muncul
pandangan "AKU YANG TINGGI INI
TIDAK PANTAS DIHINA!" sehingga sebuah ejekan PASTI AKAN menghasilkan LUKA YANG SANGAT DALAM SAMPAI LAPISAN KE
DELAPAN (8).
Sebaiknya bagaimana?
Ketika kita diejek, kita diam, dan terima saja, ini
bagian yang paling penting. "MENERIMA". Saya pernah diejek seperti
ini, "DASAR BODOH!" terima saja dengan berucap seperti ini, "ya
Pak, saya memang bodoh Pak, tetapi karena saya bodoh makanya saya tidak bisa
melakukan itu". Akui saja jika Anda memang tidak bisa mengerjakan
pekerjaan itu karena kebodohan Anda, sehingga Anda harus menjadi lebih rajin
lagi.
Dan apa yang terjadi ketika saya mengucapkan ini? Anehnya
yang tambah kesal adalah orang itu. Inilah keajaiban dari MENERIMA. Semakin kita menolak, kadang kita semakin sakit dalam hal
ini, karena disini SANG EGO yang
bekerja. Akan tetapi, ketika kita dapat menerimanya, kita akan merasa lebih
baik.
Jadi yang harus dilakukan ketika kita sedang dihina
adalah cobalah untuk diam dan tenang, terima, kemudian renungkanlah bahwa sebenarnya
kita sudah satu tingkat lebih di atas orang yang menghina kita. Terima saja apa
yang mereka katakan. Karena kata-kata hanyalah sebuah kata-kata, Anda adalah
diri Anda sendiri, dan Anda adalah pemain dalam kehidupan Anda, dan kata-kata
dari orang yang mengejek kita tidak berarti apa-apa. Dan ingatlah selalu KITA TIDAK AKAN PERNAH MERASA HINA, JIKA
KITA TIDAK PERNAH BERBUAT DEMIKIAN.
"Sesunguhnya orang yang dapat
menerima hinaan itu lebih jantan dan berani dibandingkan orang yang membalas
hinaan dengan hinaan juga."